Kesehatan, MediaKalsel.com – Mengapa menunggu sakit untuk pergi ke dokter? Lebih dari 70% penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan kanker bisa dicegah atau dikendalikan jika terdeteksi sejak dini. Lalu, mengapa masih banyak dari kita yang enggan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin?

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga Agustus 2025 menunjukkan, dari target 50 juta orang, baru sekitar 21 juta orang yang mengikuti program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Padahal, pemerintah menargetkan 250 juta penduduk Indonesia melakukan pemeriksaan rutin dalam lima tahun ke depan.

Ini saatnya mengubah cara pandang kita. Cek kesehatan bukan lagi tanda bahwa kita sakit, melainkan sebuah investasi cerdas untuk masa depan yang lebih baik.

Transformasi Cek Kesehatan: dari Pengobatan ke Pencegahan

Dulu, masyarakat umumnya baru pergi ke dokter saat merasa sakit atau aktivitas terganggu. Pendekatan reaktif ini sering kali berujung pada pengobatan yang terlambat, biaya besar, bahkan risiko kematian.

Namun, kini pola pikir itu telah bergeser. Masyarakat modern semakin sadar bahwa mencegah jauh lebih baik daripada mengobati.

Cek kesehatan rutin memungkinkan deteksi dini berbagai kondisi, seperti diabetes, hipertensi, atau kanker, sebelum penyakit berkembang ke stadium lanjut.

Ketika terdeteksi lebih awal, peluang kesembuhan meningkat drastis, biaya pengobatan menjadi lebih efisien, dan kualitas hidup dapat dipertahankan.

Cek kesehatan adalah upaya proaktif agar yang sehat tetap sehat. Ini adalah bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang-orang terkasih.

Dengan mengetahui kondisi tubuh, seseorang bisa mengelola faktor risiko, menyesuaikan pola makan, istirahat, dan aktivitas fisik. Dengan demikian, kita bisa merencanakan masa depan dengan lebih baik dan tenang.

Kesehatan Tak Sekadar Fisik: Pentingnya Kesehatan Jiwa

Di era digital dan tekanan kerja yang tinggi, kesehatan tidak hanya diukur dari fisik semata. Kualitas hidup terbaik mencakup keseimbangan antara fisik, mental, dan sosial.

Pemeriksaan kesehatan mental, seperti skrining depresi, kecemasan, atau burnout, kini semakin relevan. Program CKG bahkan telah memasukkan pemeriksaan kesehatan jiwa, khususnya bagi pelajar, yang rentan mengalami kecemasan dan depresi akibat tekanan sosial dan penggunaan gawai berlebihan.

Banyak institusi kini menyediakan layanan konseling dan psikolog sebagai bagian dari paket kesehatan karyawan, menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesehatan mental di lingkungan kerja.

Jenis Pemeriksaan yang Disarankan

Ada banyak pemeriksaan yang sebaiknya dilakukan secara berkala. Hal ini mencakup faktor risiko hingga gejala penyakit. Berikut beberapa
contohnya:

Faktor keturunan untuk penyakit degeneratif seperti diabetes, kanker, jantung, hipertensi, dan thalassemia.

Risiko penyakit menular, seperti kontak dengan penderita TBC atau gejala batuk lama dan berkeringat malam tanpa sebab yang jelas.

Masalah kejiwaan, seperti gangguan pola makan, gangguan pola tidur, kecemasan, atau menarik diri dari lingkungan sosial.

Gejala penyakit umum, seperti pusing, sakit kepala, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, atau kesemutan.

Era Informasi dan Gaya Hidup Sehat

Pesatnya perkembangan teknologi dan akses informasi juga turut andil. Ketersediaan informasi tentang gizi, olahraga, dan penyakit secara online menciptakan literasi kesehatan yang lebih baik.

Aplikasi kesehatan dan perangkat pintar (smart wearables) yang dapat memantau detak jantung atau pola tidur juga semakin populer. Perangkat ini memberikan data real-time, mendorong individu untuk melakukan pemeriksaan medis profesional demi mendapatkan gambaran kesehatan yang lebih akurat.

Pandemi global seperti COVID-19 juga menjadi pengingat pahit betapa rentannya kesehatan. Pengalaman ini semakin memperkuat kesadaran kolektif akan pentingnya memiliki tubuh yang kuat, yang hanya dapat dicapai melalui pemantauan dan perawatan kesehatan teratur.

Pada akhirnya, cek kesehatan bukanlah tentang hidup lebih lama, melainkan tentang hidup lebih berkualitas. Ini adalah langkah cerdas untuk merawat satu-satunya “rumah” yang kita miliki, yaitu tubuh kita. Mulailah dari hal kecil, seperti mengukur tekanan darah, konsultasi gizi, atau sekadar berbicara dengan tenaga kesehatan.

Karena hidup sehat adalah pilihan, dan cek kesehatan adalah bagian dari perjalanan tersebut.